Kamis, 01 Oktober 2015

PENYAKIT ARTERI PERIFER

  1. DEFINISI DAN EPIDEMIOLOGI
Suatu kelainan klinis akibat adanya stenosis atau oklusi pada aorta dan/ atau arteriektrimitas. aterosklerosis merupakan pnyebab tersering dari penyakit ini pada usia >40 tahun. penyebab lainnya adalah trombosis, emboli, vaskulitis, trauma. prevalensi tertinggi timbulnya ini pada usia dekade deenam dan ketujuh. rokok telah diketahui sebagai faktor resiko sebgai timbulnya penyakit arteri perifer, selain faktor lainnya seperti diabetes melitus, hiperkolestrolemia, hipertensi, atau hiperhomositemia.

        2. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis tersering dari penyakit arteri perifer adalah adanya kaludikasio intermiten, suatu rasa nyeri, keram, baal, atau letih pada otot yang muncul dalam penggunaan otot untuk aktivitas, dan membaik pada saat keadaan istirahat, biasanya setelah 2-5 menit. gejala ini muncul pada daerah distal dari lokasi lesi eklusif, misalnya klaudikasio pada betis akibat adanya kelanaina pada arteri femoral-poplitea. karena lebih tingginya kejadian atau insiden  obtruksi pada pembuluh darah bagian inferior tubuh, maka gejala klaudi kasio intermiten ini lebih banyak didapatkan pada otot-otot ekstremitas bawah. pada pasien dengan oklusi berat, maka dalam keadaan istrihatpun, aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan metabolisme basal dari jaringan, sehingga dapat menimbulkan critical limb iscemia. pasien akan mengelur nyeri pada saat istirahat atau merasa dingin atau baal pada cari kaki dan kaki. gejala ini lebih nyata pada tidur ( posisi kaki horizontal ), dan membaik pada saat tungkai dalam posisi tergantung kebawah. ini dapat menjadi pembeda dengan kelainan vena pada tungkai. pada gangguan aliran vena tungkai, rasa nyeri lebih nyata pada posisi berdiri dan membaik pada posisi elevasi. manifestasi klinis lainnya adalah fenomena raynaud, yaitu suatu iskemi digiti episodik dengan tampilan berupa perubahan warna pada jari-jarisecara berurutan dari putih, sianosis, hingga kemerahan pada saat ajri tangan atau kaki terpapar suhu dingin dan kemudian hangat kembali. warna putih atu pucat yang terpapar suhu dingin atau menyentuh benda dingin merupakan gambaran fase iskemik dari fenomena ini akibat dari vasospasme arteriol pada jari-jari. selama fase ini, kapiler dan venule akan berdilatasi, sehingga terjadi sianosis akibat banyaknya hemoglobin yang terdeoksigenasi dalam pembuluh darah tersebut. umunya rasa baal atau parestesia dapat menyertai fase iskemik ini. dengan adanya penghangatan kembali, vasospasme arteriol jari-jari pulih berkurang, dan aliran darah yang melalui arteriol dan kapiler akan meningkat secara relatif cepat sehingga terjadi kondisi hipermeia reaktif, warna merah terang pada jari-jari. selama fase hiperemis ini, pasien umumnya merasakan sensasi nyeri berdenyut. walaupun respon warna trifsik ini khas untuk fenomena reynoud, tidak semua pasien mengalaminya, terkadang hanya pucat dan sianosis atau bahkan sianosis saja. evaluasi klinis pemeriksaan yang bermakna pada penyakit arteri perifer adalah berkurangnya atau hilangnya pulsasi artei distal dari lokasi obstruksi, adanya bruit pada arteri yang menyempit, dan atropi otot yang didarahi arteri bersangkutan. pada keadaan yang lebih berat, terjadi kerontokan rambut lokal disertai kulit yang menjadi halus dan lebih dingin, penebalan kuku, hingga warna kulit yang pucat atau sianosis. pada kondisi critcal limb ischemia, dapat timbul ulkus atau gangrene. sedangkan neuropati iskemik yang terjadi dapat mengakibatkan rasa baal dan hiporefleksia. pada kondisi iskemia berat yang lama, dapat timbul edema tungkai karena pasien yang mempertahankan tungkainya dalam keadaan tergantung kebawah sepanjang waktu. pemeriksaan fisis lainnya yang penting adalah ABI (ankle barachial index ), pemeriksaan penunjang setiap ditemukannya adanya pulsasi arteri perifer yang berkurang atau menghilang, dapat dilakukan pemeriksaan dengan doppler device. ada atau tidaknya suara denyutan secara ksar dapat menggambarka ada atau tidaknya aliran darah dalam arteri yang diperiksa. pemeriksaan laboratorium dapat dikerjakan untuk mengevaluasi adanya faktor penyakit sistemik sebagai penyebab oklusi pembuluh darah, seperti diabetes melitus atau hiperkolesterolemia. angigrafi masihj menjadi kriteria standar radiologi untuk didiagnosis penyakit arteri periofer. akan tetapi, metode ini umunya dijalankan untuk intervensi baik endovaskuler maupun bedah terbuka.

ATEROSKLEROSIS

Pengertian atherosklerosis berasal dari kata athero yang dalam bahasa yunani (athera) suatu bentuk gabungan yang menunjukan generasi lemak atau hubungan dengan atheroma. sedangkan skelerosis dalam bahasa yunani berarti indurasi dan pengerasan. seperti pengerasan bagian peradangan, pembentukan jaringan ikat meningkat atau penyakit zat intersisial . ATHEROSKLERIS adalah suatu penyakit yang menyerang pembuluh darah besar maupun kecil yang ditandai dengan kelainan fungis endotelial, radang vaskuler, dan pembentukan lipid, kolesterol zat kapur bekas luka divaskuler didalam dinding pempuluh intima. pembentukan ini menyebabkan plak, pengubahan bentuk vaskular, obstruksi lumnial akut dan krinis, kelainan aliran darah, pengurangan suplai oksigen pada organ atau bagian tubuh tertentu. plak terbentuk dari lemak, kolesterol, kalsium, dan substansi lain yang ditemuakan didalam darah. ketika itu tumbuh, membentuk plak di bagian dalam arteri, dan pada saatnya dapat membatasi aliran darah. ada dua jenis plak :
  1. Stabil dan Keras.
  2. Tidak stabil dan Lembut. 
 Plak yang keras menyebkan pengerasan dan penebalan dinding pembuluh darah. plak yang lembut lebih memungkinkan untuk pecah dan terlepas dari dinding pembuluh darah dan masuk aliran darah dahlini dapat menyebkan penggumpalan darah yang dapat secara parsial atau total memblok aliran darah didalam arteri. ketika hal ini terjadi, organ yang disuplai oleh arteri yang terblok kekurangtan oksigen dan nutrisi. akibat sel organ tersebut akan mati atau menderita kerusakan yang parah.

Arterisklerosis adalah penyakit yang sangat progresif yang dapat dimulai pada masa anak-anak. arterisklerosis dapat mempengaruhi arteri di otak, hati, ginjal, lengan dan kaki. karena terjadi pembentukan plak, hal ini dapat menyebakan penyakit yang serius dan komplikasi. seperti : penyakit arteri koronaria, angina, serangan jantung, mati mendadak,, penyakit serebrovaskuler, stroke, transient ischemicattack (TIA) atau "mini stroke", penyakit arteri perifer.

mekanisme artherisklerois artherogenesis adalah proses pembentukan dari plak-plak atheroma. hal tersebut ditandai dengan remodeling dari artheri yang bersamaan dengan akumulasi sel (terutama leukosit seperti monosit yang merupakan turunan makrophage) dan dimodifikasi oleh lipoprotein. selanjutnya radang memacu kearah pembentukan plak artheroma di dalam arteri intima, suatu daerah pada dinding sel yang tereletak diantara endhotelium, media dan adventitia. bagian utama dari lesi ini terdiri dari atas kelebihan lemak, sel, kelagen dan elastin. terdapat berbagai hipotesis tentang kejadian arterosklerosis, diantaranya the respon injury, monoclonal, clonal senescence, lipids and connective tissue. akhir-akhir ini telah diajukan peran monosit sebagai awal lesiaterosklerosis. pengobatan teori infiltrasi lemak dan kerusakan endotel paling banyak dianut. plak artherosklerosis terdiri dari gabungan lemak intraseluler dan ekstrasel, sel otot polos, jaringan ikat, dan glikosaminoglikan. deteksi paling awal menganai lesi pada artherosklerosis adalah lapisan lemak (terdiri dari lemak dimuati sel busa, yang mana makrophage bermigrasi sebagai manocytes dari sirkulasi kedalam lapisan subendolelialdari intima), yang kemudian lambat laun menjadi fibrous flague ( terdir dari sel otot polos intima yang dikelilingi jaringan ikat lemak intrselullar dan ekstraselullar. pembuluh artheroklerosis pengalami pengurangan tekanan sistolik dan kecepatan penyebaran gelombang secara tidak normal. artherosklerosis pembuluh arteri pada penderita hipertensi juga mengalami pengurangan elasitisitas, yang mana pengurangan akan berlanjut ketika artherosklerosis berlangsung. dua hipotesis yang telah diajukan untuk menjelaskan mekasnisme patogenesis dari artheroskelerosis : hipotesis lemak dan hipotesis kerusakan endothelial krinik keduanya kemungkinan memiliki keterkaitan. hipotesis lemak dalil yang menyatakan peningkatan nilai LDL plasma merupakan hasil membuasnya LDL dalam dinding arteri sehingga memicu penambahan lemak didalam sel otot polos dan makrophage ( sel busa ). LDL juga memperbesar sel otot sebagai respon terhadap growth factor.

Anatomi Kardiovaskular

ATRIUM SINISTRA

- LETAK : postero-superior dari kedudukan jantung
- tebal dinding 3mm, lebih tebal dari atrium kanan
- Endocardium licin dan otot pectineus hanya terdapat pada auricel
- Menerima darah dari 4 vena pulmonal (sepasang kanan dan kiri) = ostium vena pulmonalis, bermuara pada dinding postero-superior/posterterolateral

- Terdapat foramen ovale yang terdapat didinding interateral
- Terdapat katup mitral yang berhubungan dengan ventrikel sinistra
- Pada saat rontgen tidak tampak



- Bentuk lonjong
- Bagian ujung mengarah ke antero inferior membentuk apex cordis
- Bagian dasar : anulus mitral
- Tebal dinding 2-3 kali lebih tebal dari ventrikel dextra, 75% masa otot jantung seluruh
- Batas medial berupa septum interventrikulare yang memisahkan dengan ventrikel dextra 
ventrikel dextra.
- Septum interventrikular terdiri dari 2 bagian : bagian muskuler dan bagian membranosus
- 2/3 dari dinding septum terdapat serabut otot trabekel karnae dan 1/3 endocardium licin
- Berhubungan dengan aorta melalui valva aorta


KATUP TRIKUSPIDALIS
- Katup trikuspidalis berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan, bila katup terbuka darah akan mengalir ke ventrikel kanan
- Fungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium kanan dengan carfa menutup pada saat konsentrasi ventrikel
- Mempuyhai 3 daun katup : anterior, septal dan posterior
- Struktur : lebih tipis, lebih bening
KATUP BIKUSPIDALIS
- Nama lain katup mitral
- Letak antara atrium kiri dan venttrikel kiri
- Terdiri dari dua daun katup : katup mitral anterior, katup mitral posterior


KATUP PULMONAL
- Bentuk semiluner
-Terlertak lebih antero-superior agak kekiri
- Setiap katup anterior, daun katup dextra dan daun katup sinistra
- Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir keventrikel dexra melalui trunkus pulmonalis
- Trunkus pulmnalis bercabang menjadi : pulmonalis dextra dan sinistra yang akan berhubungna dengan pulmonalis
- Pinggir bawah tiap daun melekat dan bergantung pada anulus pulmonalis

KATUP AORTA
- Bentuk semiluner
- Katup aorta lebih tebal, terletak pada pangkal aorta
- Terdiri dari 3 lembar daun katup
- Pinggir bawah melekat dan bergantung pada anulus aorta
- Ujung bebas tiap daun katup berbentuk konkaf dan terdapat nodul pada pertengannya : nodulus aranti
- Daun katup aorta dekenal dengan nama daun katup koroner dextra et sinistra, daun katup non koroner


m. papilaris
- Terletak pada kedua dinding ventrikel
- Merupakan proyeksi penonjolan trabekula karnae
- Pada ventrikel kri terdiri dari bagian anterior dan porterior
- Pada ventrikel kanan terdiri dari bagian anterior, posterior dan septal
CHORDA TENDINAE
- Valva trikuspidalis dan mitral dihubungkan dengan otot papilaris oleh corda tendinae
- Jaringan ikat berbentuk tali pengikat pada ujung-ujung otot papilaris
- Pada saat sistol, tertekan ventrikel sinistra akan menyebar kedaun katup dan menyebabkan ketegangan pada korda tendinae